Minggu, 05 Januari 2014

Cara Mendapatkan Rare Dragon Di Dragon City

Cara Mendapatkan Rare Dragon Di Dragon City

Dragon City... adalah sebuah kota diatas langit yang mana dihuni oleh beberapa naga yang di pelihara oleh kita. Disini kita bisa mengoleksi beberapa macam naga yang menarik. Dari beberapa elemen dasar naga seperti earth, water, fire, plant, electric, ice, metal, dark.
Dragon City
Lalu kita bisa mengawinkan beberapa naga-naga tersebut sesuka kita, karena disini tidak ada gender diantara naga tersebut. Yang nanti akan menghasilkan spesies naga baru.
Dragon City
Selain menata kota naga yang indah diatas langit, hal yang paling seru disini adalah kita bisa combat/battle naga yang kita punya dengan naga-naga yg lain yang ada di arena nanti (jika sudah mencapai level tertentu). Selain itu kita juga bisa battle dengan dragon-dragon pemain luar negeri, dan jika kita berhasil memenangkan beberapa pertadingan kita akan mendapatkan hadiah.
Dragon City

Tips mendapatkan gold/uang yang banyak di dragon city :
1. dengan recruit anggota di recruitment tavern
-kamu beli dulu bangunan yang bernama Recruitment Travern.
Build - Bulindings - Recruitment Travern.
-lalu klik. pilih recruit dan cari daftar temanmu yang bermain dragon city.. pilih minimal 3 teman untuk mengisi daftar-daftarnya.
-lalu tunggu sampai temanmu itu accept permintaan job tersebut. Setelah sudah keiisi semua ketiga permintaan job pilih hadiah dragon yang bernama medieval dragon. Karena itu dragon yang paling mahal untuk dijual
-lalu cek di storage kamu, dan jual telur/eggs medieval dragon tersebut, dan kamu akan mendapatkan 200rb gold..!!
jika kamu ingin mendapatkan gold/uang tersebut dengan cepat siapkan saja 3 buah akun facebook baru lalu kamu mainkan dragon city di masing2 fb tersebut. Kemudian kamu tinggal accept sendiri permintaan2 job tersebut dan kamu akan mendapatkan uang dengan cepat!!
2. dengan mengumpulkan habitat naga yang banyak menghasilkan uang
seperti fire habitat, water habitat atau bisa juga ice habitat. Jika sudah mencapai level 18++ kamu bisa menciptakan legendary dragon untuk mendapatkan uang yang jauh lebih banyak. 1 legendary dragon didalam habitatnya bisa menghasilkan maksimal 750k atau 750000. Wow!!
Chart serangan dan pertahanan masig-masing elemen dragon

Untuk tips battle/combat dragon kamu bisa lihat chart dibawah ini untuk mengetahui efektifitas dragon kita dari masing2 elemen untuk bertarung.
Dragon City
0x = tidak ada efek
1x = serangan normal
2x = serangan dobel/kritikal
Combinasi dari elemen dragon berikut tidak bisa dikombinasikan :
  • Fire + Ice
  • Water + Dark
  • Plant + Electric
  • Electric + Ice
  • Ice + Dark
  • Dark + Water

Cara Mendapatkan Rare Dragon

Rare dragon adalah jebis dragon yang langka yg maan tidak mudah untuk didapatkan. Dragon ini diantarnya Gummy Dragon, Cool Fire Dragon, Soccer Dragon, Armadillo Dragon, Petroleum Dragon, Pirate Dragon, Poo Dragon. Untuk mendapatkan naga2 diatas kita bisa combine naga-naga berikut:

info : Rare dragon belum tentu bisa langsung didapat dengan 1x coba. Dan info ini didapat dari pengalaman saya sendiri. Jika kamu memahami game ini kamu sebenarnya juga bisa combine2 naga ini dengan kreativitasmu sendiri dan tidak harus persis seperti yg saya tulis dibawah

1. Gummy Dragon : 
Elemen : electric + plant
 Gummy3.png Gummy Dragon Egg.png
combination :
Firebird + Fluorescent
Firebird + Hot Metal
Dandelion + Laser (Kalo Yg Ini 100% Brasil)
CARA MENDAPATKAN DANDELION DRAGON DARI RECRUITMENT TRAVERN
Nahhh Di Situ KN Suruh Invite Teman  3 Orang
2. Cool Fire Dragon:
Elemen : Fire + Ice
Screen-capture.png Cool Fire Dragon Egg.png
combination :
Fluorescent + Firebird
Medieval + Dandelion
Medieval + Alpine

3. Armadillo Dragon
Elemen : Earth + Metal
Armadillo3.png  Armadillo Dragon egg.png
combination :
Medieval + Flamming Rock (85% sukses)
Medieval + Alpine

Spesial Breed :
Medivel + Alpine = ArmadilloCoolFireSoccer, Pearl, Flamming Rock

Dengan combine medieval + alpine kita bisa mendapatkan rare dragon dengan kemungkinan 60%.
Walaupun begitu tetap ada 40%nya tidak dapat rare dragon.
Pertama kali saya combine naga medieval+apline tersebut saya tidak mendapat rare dragon tapi cuma dapat flamming rock.. hehe kurang beruntung.

4. Soccer Dragon
elemen : ice + fire
Ice Dragon Symbol.gif Fire Dragon Symbol.gif
S dragon Trnspt.png  Soccer Dragon Egg.png
combination :
moosey + laser
dandelion + laser(Kalo Ini Kemungkinan Kecil)
coolfire + laser

5.  Petroleum Dragon
elemen : water + dark
Petroleum3.png Petroleum Dragon Egg.png

combination :
venom + water
MUD + Dark


Rare Dragon yg lain silakan dicoba sendiri menurut kreativitas kamu :D

Untuk mendapatkan Legendary dragon (legend, mirror, crystal, atau wind dragon) kamu hanya perlu breed rare dragon seperti diatas.

CARANYA DAPET LEGENDARY DRAGON = Cool Fire + Gummy
Kalau Belum Dapet Juga Dibalik Aja
CARANYA DAPET CRYSTAL DRAGON = Cool Fire + SOCCER
CARANYA DAPET WIND DRAGON = Petroleum + Armadillo


Kalau Waktu Hats'a 2 Days / 2 Hari
Brarti Bener Gann




Sedang untuk mendapat Pure Dragon kamu hanya perlu breed macam dari legendary dragon. INGAT!! untuk mendapatkan pure dragon tidaklah mudah kemungkinan berhasil sedikit dan kemungkinannya lebih kecil daripada mendapatkan legedaru dragon, jadi jangan protes kalau sudah sampai 3 atau 5x tidak berhasil untuk mendapatkannya. Coba dan terus mencobaaa.. Jika tidak dapat2 tinggalkan gamenya..!! hehehee..
Tips mendapatkan banyak GEMS
Menurut pengalaman saya pribadi, Inilah yang saya lakukan untuk mendapat banyak gems, yang saat ini gems saya bisa mencapai  80an. Kamu  pun bisa mendapatkannya lebih dari itu. Tapi saya sekarang sudah tidak main lagi sih (bosen) hehe...
1. melalui combat arena - 2 gems_dari 1 pertandingan (dapat dimainkn kembali setelah 12 jam)
2. melalui combat world - 3 gems_dari 7 pertandingan (dapat dimainkan kembali setelah 6 jam)
diusahakan saat combat bisa menang, dan ciptakan naga terkuat kalian. Untuk strateginya bisa lihat chart serangan pertahanan elemen dragon yg ada diatas. 
3. melalui daily rewards / bonus harian.  Kalau tidak salah kita bisa mendapatkannya pada hari ke 5 kita main.
4. yang ke-4 ini tidak terlalu diprioritaskan, yaitu mendapatkan gems dari mengumpulkan jenis-jenis dragon yang ada di dragon book. Jumlah gems yg didapat berbeda-beda setiap halaman buku.
5. yang ke-5 juga tidak begitu diprioritaskan, yaitu mendapatkan gems saat kita naik level. Setiap naik level kita dapat 1 gems


Kalau Ada Kesalahan Penulisan Kalau Ada Kesalahan Mohon Dibukakan Pintu Maaf 
SILAKAN MENCOBA 

Lirik Lagu Bruno Mars "When I Was Your Man"

"When I Was Your Man"

Same bed but it feels just a little bit bigger now
Our song on the radio but it don't sound the same
When our friends talk about you, all it does is just tear me down
'Cause my heart breaks a little when I hear your name

It all just sounds like oooooh…
Mmm, too young, too dumb to realize
That I should've bought you flowers
And held your hand
Should've gave you all my hours
When I had the chance
Take you to every party
'Cause all you wanted to do was dance
Now my baby's dancing
But she's dancing with another man

My pride, my ego, my needs, and my selfish ways
Caused a good strong woman like you to walk out my life
Now I never, never get to clean up the mess I made, ohh…
And it haunts me every time I close my eyes

It all just sounds like oooooh…
Mmm, too young, too dumb to realize
That I should've bought you flowers
And held your hand
Should've gave you all my hours
When I had the chance
Take you to every party
'Cause all you wanted to do was dance
Now my baby's dancing
But she's dancing with another man

Although it hurts
I'll be the first to say that I was wrong
Oh, I know I'm probably much too late
To try and apologize for my mistakes
But I just want you to know

I hope he buys you flowers
I hope he holds your hand
Give you all his hours
When he has the chance
Take you to every party
'Cause I remember how much you loved to dance
Do all the things I should have done
When I was your man
Do all the things I should have done
When I was your man


Asal Usul Nama Gunung Sibayak

Asal Usul Nama Gunung Sibayak

mari si donasiken ku singungsi bas sinabung http://goo.gl/IBmUeT
Saya pernah dengar cerita dari Nini Bulang saya mengenai Gunung Sibayak, asal usul nama dari Gunung Sibayak, kenapa namanya dibuat Sibayak Pada zaman dulu katanya ada satu keluarga yang tinggal di Tanah Karo tidak jauh dari lereng Gunung Sibayak yang sangat miskin dan dia mempunyai dua orang Putra, Kira-kira putra yang pertama pada umur 17 tahun dan putra kedua berumur 15 tahun. Ayah mereka terserang penyakit dan meninggal dan satu tahun kemudian menyusul juga Ibu dari anak tersebut sakit dan meninggal juga. Jadi tinggal-lah dua putranya menjadi anak melumang ( Yatim piatu ), begitulah mereka menjalani hari-hari tanpa didampingi Ayah dan Ibu.
Waktu berjalan padi yang ditinggalkan semasa Ayah dan Ibu mereka masih hidup sudah berangsur-angsur habis. Mau tidak mau dua putra tersebut mencari lahan yang baru dan subur bermaksud ingin menanam padi. Merekapun sudah mendapatkan lahan yang mereka anggap subur dan bagus sekali untuk ditanami padi tepatnya tidak jauh dari lokasi tempat mereka tinggal dilereng Gunung Sibayak yang dulunya nama gunung tersebut belum dinamakan Gunung Sibayak tentunya.
Jadi kedua putra tersebut sepakat menggarap dan membuka lahan tersebut dan mereka tanpa pikir panjang selesai membuka lahan, dibakar dan dibersihkan dan segera mereka langsung menanaminya padi. Hari-hari berjalan padi yang mereka tanam tumbuh bagus karena memang lahan baru yang sangat subur tentunya. pada umur kira-kira 2,5 bulan padi yang tumbuh subur sudah rata mengeluarkan buahnya dan sangat indah untuk dipandang mata. Mulai pada saat itu jugalah kedua putra tersebut harus setiap hari mulai dari pagi sampai matahari terbenam selalu berada diladang untuk menjaga padi mereka dari hama Babi hutan dan Monyet yang pada saat itu masih sangat banyak sekali.
Disela-sela mereka menjaga padi mereka juga meratakan sedikit tanah bermaksud ingin mendirikan sebuah Pantar atau bisa disebut gubuk kecil yang tinggi untuk memantau sekeliling ladang mereka dari atas. Pada saat mereka menggali dan meratakan lokasi Pantar tersebut tiba-tiba anak bungsu dari dua putra tersebut tersentak dan sedikit terkejut mendengar benturan alat yang dia tancapkan ketanah seakan-akan mengenai sebuah batu atau besi yang apabila berbenturan dengan benda keras lainnya mengeluarkan api.
Sibungsu inipun dengan segera memanggil saudaranya dan mereka menggali dan mengeluarkan benda tersebut. Setelah mereka berhasil mengeluarkan benda tersebut rupanya mereka menemukan sebuah priuk ( Kudin ) tertutup rapi yang terbuat dari kuningan pada zaman dulu.
Mereka berdua juga bertatapan mata yah pastinya dihati perasaaan sedikit senang lumayan bisa buat masak nasi atau merebus air ditengah ladang. Setelah dibersihkan bagian luar benda tersebut dan mereka bermaksud membersihkan bagian dalamnya rupanya didalam priuk tersebut ada sebuah benda kira-kira sebesar 2 gepalan tangan orang dewasa. Mereka langsung mengeluarkan benda tersebut dan mengusap-usap bagian luarnya, benda itu mulai kelihatan berkilau dan berwarna kuning.
Kedua putra tersebut semakin penasaran dan ingin mengetahui lebih jelas apa barang tersebut walaupun dalam benak mereka berdua sudah ada kemungkinan barang tersebut Emas yang sengaja disimpan tuan-tuan tanah yang kaya raya karena takut dirampas oleh musuh-musuhnya. yang tertua dari kedua putra tersebut langsung menggigit bagian tepi benda tersebut hasilnya bekas gigi anak tersebut langsung melesup dan meninggalkan bekas sepertinya tidak sekeras batu atau besi yang apabila digigit tidak akan melesup dan meninggalkan bekas.
Putra sulung dari kedua putra tersebut semakin merasa pasti bahwa benda tersebut adalah Emas dan dia juga langsung memastikan kepada adiknya kita akan kaya raya karena ini adalah emas peninggalan nenek moyang Zaman dulu dan memang anggapan mereka benar karena memang benar barang yang mereka temukan itu adalah Emas.
Matahari semakin redup, haripun sudah mulai gelap, kedua putra tersebut sepakat untuk pulang dan membawa benda yang mereka temukan ke-Gubuk yang tidak begitu jauh dari ladang itu. Pada malam hari selesai santap malam kedua putra tersebut juga kembali berembuk bagaimana caranya supaya benda tersebut bisa dijual dan akan mendapatkan uang yang banyak tentunya.
Kesepakatanpun akhirnya mereka dapatkan dimana kalau kedua Putra tersebut pergi ke Kota untuk menemui pembeli barang tersebut
tidak bisa dilakukan, sebab salah satu orang harus menjaga padi mereka diladang dari hama babi dan monyet yang sangat ganas dan siap menghabiskan padi yang sudah mulai menguning.
Keputusanpun akhirnya diambil bahwa putra sulung akan pergi keKota untuk menjual benda yang mereka temukan tersebut dan anak yang bungsu tetap pergi keladang untuk menjaga padi dengan kesepakatan akan mebawa semua hasil penjualan keladang dan pastinya dibagi sama rata.
Keesokan harinya pagi-pagi sekali kedua putra tersebutpun beranjak pergi dimana yang bungsu berangkat keladang dan yang Sulung berangkat keKota.
Tibalah putra yang sulung ditempat berkumpulnya orang-orang kaya biasanya berjual beli sesuatu yang dibutuhkan termasuk kebutuhan sehari-hari seperti beras, sayur-sayuran, cabe, ayam, Kuda dan sebagainya yang tentunya datang dari berbagai daerah.
Mulailah putra sulung ini mendekati sekumpulan orang yang dia anggap bisa membeli benda yang dia temukan itu. tawar menawarpun hargapun akhirnya terjadi, tapi karena tawaran dari pembeli ini belum dianggap pantas maka putra sulung ini melanjutkan perjalanannya ketempat yang lebih rame yaitu: Kaban Jahe, disitu ia langsung menemui sekumpulan orang yang dianggap juga bisa membeli barang tersebut.
Tawar menawar hargapun kembali terjadi, salah satu dari yang menawar ini yang sangat kaya raya saat itu tertarik karena dia sudah bisa memastikan langsung bahwa benda itu adalah Emas dan dia langsung mengajak putra sulung ini kerumahnya dan menawarkan lembaran uang kertas tertinggi pada saat itu satu karung ditukar dengan benda tersebut tanpa dihitung berapa jumlahnya.
Putra sulung inipun tidak berpikir panjang dan menerima tawar orang tersebut karena uang yang ditawarkan itu memang sangat banyak sekali jumlahnya. Dengan uang sebanyak itu bisa langsung membuat dia sebagai orang yang sangat kaya raya. Putra sulung inipun langsung mengikat sebelah dari lobang sarung yang ia selempangkan dari ladang dan memasukkan uang tersebut.
Dia memasukkan uang kertas tersebut sambil menekan-nekan supaya muat kedalam sarung tersebut dan dia langsung mengikat lobang sarung yang satunya seolah-olah seperti dia memabawa hasil panen dari ladang dan siapapun tidak menyangka bahwa isinya sebenarnya adalah uang.
Tanpa berbasa-basi yang panjang putra sulung inipun langsung berpamitan pulang dan membawa karung tersebut menelusuri jalan
pulang. Pastinya dia akan kembali jalan kaki melewati Berastagi menuju lereng Gunung Sibayak yang kita sebut sekarang.
Sesampainya di Berastagi dia berhenti sebentar untuk melepas dahaga karena maklum berjalan kaki dari Kabanjahe ke Berastagi ternyat cukup melelahkan dirinya. Dipemberhentiannya itulah pikiranpun mulai berdatangan silih berganti maksud hatinya mau dibagaimanakan uang tersebut. Diapun beranjak dari pemberhentiannya setelah mengeluarkan beberapa lemabar uang tersebut dan menghampiri para penjaja makanan yang mereka sangat idam-idamkan dirumah selama ini.
Putra sulung tersebut juga membungkus makanan-makanan tersebut dengan jumlah yang lumayan banyak sekali. Tak lupa juga dari situ dia mampir ketoko-toko kecil yang ada dipinggiran jalan yang biasa dibuka para pendatang untuk menjajakan
penyubur dan pembasmi hama-hama tanaman.
Hari sudah sore putra sulung tersebutpun bergegas untuk melanjutkan perjalanan pulang keladang maklum tidak
menyiapkan obor untuk persiapan apabila kemalaman dijalan. Kira-kira setengah jam lagi perjalanan sampai digubuk putra sulung inipun kembali berhenti dan membuka semua makanan yang dia beli tadi, tidak lupa juga sekalian membuka bungkusan kecil yang dia beli dari Toko-toko kecil yang menjajakan penyubur dan pembasmi hama tersebut.
Tanpa berpikir panjang diapun mengaduk bahan itu kedalam semua makanan yang dia bawa maksud hati supaya isi dari ikatan sarung yang dia bawa tidak akan ada perbagian dan menjadi milik sendiri. Diapun cepat-cepat meneruskan perjalanan pulangnya ke Gubuk tua peninggalan dari orang tuanya tersebut, sesampainya di Gubuk dia tidak menemukan adiknya, memang hari belum begitu gelap sudah pasti adiknya masih diladang untuk menjaga padi dari ganasnya hama.
Tanpa menurunkan satupun barang yang dia bawa diapun langsung bergegas menuju ladang bermaksud menemukan sang adik.
Keseharian adiknya yang menjaga padi dari hama-hama tersebut rupanya perasaan yang sama juga dia rasakan, bagaimana dan diapakan nanti uang tersebut apabila si Abang datang dan akan membawa uang yang sangat banyak. Semenjak itu juga dia lengah manjaga padi dan dia bergegas untuk memasang ranjau ( Ragem ) yang terbuat dari tajamnya bambu dan ditarik penyambuk kayu yang dilengkungkan.
Disetiap jalan masuk dari Gubuk mereka yang menuju ladang sudah terpasang rapi dan siap menelan korban apabila tersentuh seutas tali yang dikaitkan ke penyambuk tersebut. Memang Inisiatip sang adik pas sasaran karena putra sulung yang lagi tergesa-gesa menuju ladang langsung terperanjak dan bersimbah darah tanpa sempat memberikan kata-kata terakhir.
Putra bungsu itupun langsung menghampiri abangnya, dia menemukan abangnya yang sudah tidak bernyawa dia tidak menghiraukan abangnya dan langsung membuka bungkusan sarung yang dibawa abangnya tersebut. Putra bungsu tersebutpun kagum dan sangat senang melihat uang kertas yang sangat begitu banyak. Disitulah dia melihat bungkusan satunya yang belum sempat lepas dari genggaman abangnya itu. Pelan-pelan dia menarik bungkusan itu dan membukanya, perasaan senangpun kian bertambah karena melihat isinya semua makanan yang sangat enak.
Tanpa berpikir panjang diapun langsung menyantap makanan itu maklum lapar seharian menjaga padi diladang. belum selesai menghabiskan makanan itu putra bungsu inipun sudah mulai merasakan mual bercampur pusing tanpa pergerakan yang jauh
diapun terjatuh dan meninggal.
Dari cerita inilah diketahui tidaklah ada orang yang kaya ( Bayak ) semua kembali ke Gunung itu, Gunung itulah yang sebenarnya kaya ( Bayak ) maka disebutlah dia Gunung Sibayak.
***
Saya tidak tahu kebenaran cerita ini yang sesungguhnya apakah ini hanya sekedar dongeng yang diceritakan Bapak saya sebelum saya tertidur bermaksud supaya saya tidak berkeliaran main. Namun saya pikir adalah ini hanya Karo dan Ceritanya dibuat Karo dan terjadinya ada diKaro tambah yang membuat adalah Karo.
Saya hanya percaya Karo / orang Karo yang diciptakan oleh Tuhan semenjak ia menjadikan langit bumi beserta isinya. Tertarik Asal Usul Karo Versi Drs Janggun Sitepu tinggal menambahkan kedepan dan kebelakang cerita tersebut. Kebelakangnya mungkin sewaktu bangsa Israel membangun menara yang tinggi bermaksud supaya bisa berkomunikasi langsung dengan Tuhan disitulah Tuhan marah dan pada saat itu juga terjadilah manusia masing-masing, tidak saling mengetahui baik dari bahasa dan kebudayan yang satu sama yang lain. Dan pada saat itu jugalah salah satu dari pasangan tersebut mereka adalah Orang Karo dengan bahasanya sendiri dan mengarah kepada masing-masing tempat yang diarahkan Tuhan tentunya. Dari situlah Tuhan mengarahkan satu pasang ini ketempat Karo dan mempunyai lima orang anak laki-laki semua dan seterusnya dan seterusnya.
Melala bujur ras Mejuah-juah,

Asal Usul Pohon Aren

Asal Mula Pohon Aren

Pohon Aren dengan buahnya Kolang-kaling
 Cerita rakyat dari Sumatera Utara

Sepasang suami-istri hidup bahagia di sebuah desa. Mereka memiliki dua anak, seorang putra dan seorang putri. Yang lelaki bernama Tare Iluh dan yang puteri Beru Sibou. Kebahagiaan tersebut berakhir saat  ayah mereka meninggal dunia.

Sejak itu sang ibu bekerja keras untuk membiayai hidup mereka. Begitu kerasnya dia bekerja sampai membuatnya menderita penyakit yang mengerikan. Tak lama ibu itupun juga meninggal. Kemudian, Tare Iluh dan Beru Sibou tinggal di rumah paman mereka.

Hari berlalu dan anak-anak telah tumbuh menjadi dewasa. Tare Iluh memutuskan untuk mencari pekerjaan di desa lain. Dia kemudian meninggalkan kakak dan pamannya.

Tare Iluh ingin mendapat uang dalam waktu singkat. Dia berpikir perjudian adalah jawabannya. Dia pergunakan uang bekal yang diberikan sang paman sebagai modal judi. Pada awalnya ia memenangkan sejumlah uang. Tare Iluh  begitu bahagia dan menggunakan semua uang tersebut kembali untuk bertaruh. Sayangnya dia kalah.Sampai akhirnya semua uangnya lenyap karena terus kalah. Tare  Iluh jadi marah.

Setelah itu ia meminjam uang dari penduduk desa, dia kalah lagi dan ia meminjam uang lagi. Dia terus meminjam uang sampai hutangnya menumpuk.

Ketika penduduk desa menagih hutang tersebut, Tare Iluh tidak bisa membayarnya karena tidak punya uang. Akhirnya penduduk desa marah dan menjebloskan dia ke penjara!

Sementara itu  Beru Sibou terus menunggu saudaranya. Dia khawatir karena adiknya tidak pernah memberi kabar. Akhirnya ia mendengar bahwa adiknya berada di penjara. Dia bergegas pergi untuk menemuinya.

Beru Sibou tidak tahu jalan ke desa dan tersesat di hutan. Tak lama dia  bertemu seorang tua dan bertanya tentang adiknya itu. Orang tua itu tahu bahwa ada seorang laki-laki di penjara karena berjudi. Dia kemudian menyarankan Beru Sibou memanjat pohon tinggi dan menyanyikan lagu tentang saudaranya agar bisa didengar oleh Tare Iluh.

Beru Sibou kemudian memanjat sebatang pohon tinggi. Dia menyanyikan lagu dan  meneriakan nama adiknya.

"Adikku Tare Iluh dimana kamu? Wahai para penduduk desa, tolong bebaskan adikku. "

Namun tak seorang pun mendengarkan lagu itu yang membuat Beru Sibou jadi frustrasi. Dia kemudian berdoa kepada Tuhan.

"Tuhan, aku bersedia membayar semua utang adikku. Aku akan membayar dengan air mataku, rambutku, dan semua bagian tubuhku agar dapat digunakan oleh orang desa. Tapi tolong bebaskan adikku "

Tepat setelah selesai berdoa, datang lah badai besar. Perlahan-lahan tubuh Beru Sibou berubah jadi pohon. Bukan pohon biasa karena semua bagian dari pohon tersebut berguna. Air matanya berubah menjadi air manis. Rambutnya berubah jadi ijuk dan daun sangat kuat. Orang-orang bisa menggunakannya sebagai atap rumah. Buah dari pohon tersebut disebut kolang kaling dengan rasa yang lezat.

Lalu orang-orang menamai pohon tersebut sebagai  pohon enau. Sementara di desa-desa lain mereka menyebutnya sebagai pohon aren.

Asal Usul Tanah Karo

Asal Usul Suku Karo

Menurut sumber yang kami temukan, pada zaman dahulu kala ada seorang maharaja yang sangat kaya, sakti dan berwibawa. Dia tinggal di sebuah negeri bersama permaisuri dan putra-putrinya, yang jauh sekali di seberang lautan. Dia mempunyai seorang panglima perang yang sangat sakti, berwibawa dan disegani semua orang. Nama panglima itu ialah Karo keturunan India.
Pada suatu ketika, maharaja ingin pergi dari negerinya untuk mencari tempat yang baru dan mendirikan kerajaan baru. Ia mengumpulkan semua pasukannya dan menganjurkan semuanya untuk bersiap-siap untuk berangkat ke negeri seberang. Ia juga mengajak putrinya Si Miansari untuk ikut merantau. Miansari sangat senang mendengar berita itu, karena ia sedang jatuh cinta kepada panglima perang tersebut. Akhirnya maharaja membagi kelompok dan Miansari memilih untuk bergabung dengan panglima perang. Mereka mulai berlayar menyeberangi lautan dengan rakit yang mereka buat sendiri.
Demikianlah mereka mulai berlayar dan mereka tiba si sebuah pulau yang bernama Pulau Pinang. Mereka tinggal di tempat itu untuk beberapa bulan. Dan mereka berburu untuk mencari makanan mereka. Suatu hari maharaja memandang ke sebelah selatan dan melihat suatu pulau yang lebih luas dan lebih hijau lagi. Ia berniat untuk menyeberang ke sana. Sore harinya ia mengumumkan kepada rakyatnya agar bersiap-siap untuk berlayar ke seberang.
Dalam perjalanan di tengah laut, mereka mengalami suatu musibah yang sangat dahsyat, yaitu angin ribut dan ombak yang sangat besar, sehingga mereka tercerai berai. Mereka sangat ketakutan dan beranggapan bahwa ajal mereka akan segera tiba. Tak disangka-sangka Miansari beserta panglima dan rombongannya terdampar di sebuah pulau yang tidak mereka kenal tetapi maharaja dan rombongannya yang tidak tahu di mana keberadaannya. Dengan demikian Panglima dan Miansari sepakat untuk melarikan diri dan menikah. Mereka berangkat dan membawa dua orang dayang-dayang dan tiga orang pengawal. Mereka mengikuti aliran sungai dan mencari tempat yang aman untuk bersembunyi.
Dan tiba di suatu tempat. Mereka tinggal di tempat itu beberapa bulan lamanya.
Di pulau itu mereka hidup penuh dengan kebebasan. Pada waktu itu terjadilah peristiwa yang sangat penting, yakni panglima dan Miansari menikah disaksikan oleh dayang-dayang dan pengawal mereka. Setelah itu mereka mulai lagi melanjutkan perjalanan mereka untuk mencari tempat yang lebih aman. Mereka memasuki sebuah pulau yang tidak begitu jauh dari tempat mereka, yakni pulau Perca (Sumatra), dan tempat itu sekarang bernama Belawan.
Dari tempat itu mereka kembali melanjutkan perjalanan menelusuri aliran sungai menuju pedalaman. Dan tibalah mereka di suatu tempat yang sekarang disebut Durin Tani. Di sana terdapat sebuah gua yakni gua Umang . Di dalam gua itulah mereka beristirahat untuk beberapa hari sebelum mencari tempat yang lebih aman. Karena mereka menganggap tempat itu belum begitu aman maka mereka memutuskan untuk mencari kembali tempat yang lebih aman. Mereka menelusuri hutan dan mengikuti aliran sungai menuju daerah pegunungan.
Setelah beberapa hari lamanya mereka berada dan berjalan di tengah hutan belantara dan mereka melewati beberapa tempat yang bernama Buluhawar, Bukum, maka tibalah mereka di suatu tempat di kaki gunung. Dan tempat itu diberi nama Sikeben berdekatan dengan Bandarbaru. Mereka tinggal di situ beberapa bulan lamanya. Namun karena Si Karo melihat bahwa masih ada tempat yang lebih indah dari pada tempat itu, ia memutuskan agar mereka kembali berjalan menelusuri hutan. Akhirnya mereka tiba di kaki gunung Barus. Dan melanjutkan perjalanan ke gunung Barus tersebut. Mereka sangat senang melihat pemandangan yang begitu indah dan sejuk.
Mereka sangat senang dan mereka semua setuju bila mereka tinggal di tempat itu. Tetapi Si Karo kurang setuju dengan permintaan teman-temannya, karena ia melihat bahwa tanah yang ada di tempat itu tidak sama dengan tanah yang ada di negeri mereka. Ia kemudian memutuskan untuk mencari tempat lain. Keesokan harinya mereka beristirahat di bawah sebuah pohon “jabi-jabi” (sejenis beringin). Si Karo mengutus seekor anjing untuk menyeberang sebuah sungai, untuk melihat keadaan. Dan anjing itu kembali dengan selamat. Maka mereka juga menyeberang sungai itu. Mereka menamai sungai itu Lau Biang, dan pada saat ini sungai ini masih ada.
Beberapa hari kemudian tibalah mereka di suatu tempat, dan tanah yang terdapat di tempat itu juga memiliki kemiripan dengan tanah yang ada di negeri mereka. Mereka sangat bergembira, dan bersorak-sorai. Daerah tempat mereka tinggal itu bernama Mulawari yang berseberangan dengan si Capah yang sekarang Seberaya. Dengan demikian si Karo dan rombongannya adalah pendiri kampung di dataran tinggi, yang sekarang bernama dataran tinggi Karo ( Tanah Karo).
Pertama-tama mereka membangun rumah mereka dari kayu yang ada di tempat itu, beratapkan alang-alang, dan dindingnya berasal dari pohon enau. Dan mereka membangun 5 dapur dalam satu rumah. Si Karo mengangkat si Talon menjadi Kalimbubu, dan kedua dayang-dayang itu menjadi anaknya. Dan kedua pengawalnya diangkatnya menjadi menantunya. Dan mereka juga menikah.
Setelah beberapa lama mereka tinggal di tempat itu, si Karo memiliki lima anak. Tetapi semuanya adalah perempuan, dan semuanya sangat cantik, jelita. Beberapa tahun kemudian barulah lahir seorang anak laki-laki. Mereka menamainya Meherga (berharga). Dan dari kata inilah asal kata Marga.

Asal Usul Marga Di Suku Karo

Mejuah - Juah,


Suku batak sering kali dimaknai secara generalisir, padahal dalam kehidupan sehari hari Batak ini terbagi menjadi beberapa suku lagi, ada batak toba, simalungun, tapannuli dan batak Karo, walaupun yg terakhir sering kali menyebut suku karo tanpa embel embel batak,
sengaja untuk kali ini penulis hanya membahas sedikit mengenai suku karo, setiap orang karo pasti memiliki marga, bahkan suku lain sekalipun yg merantau ke tanah karo sering dibuatkan atau di sematkan marga sebagai bukti mereka telah memiliki keluarga di tanah karo,tidaka tanggung tanggung samapi mantan presiden Indonesia pun pernah disematkan marga oleh orang karo. kisah marga ini juga sangat panjang dan berbelit belit jika ditelusuri,dan salah satu yg paling kental di suku karo adalah perkawinan yg masih ada hubungan keluarga ( impal anak paman atau bibi ) konon pada zaman dahulu sering terjadi perkawinan siti nurbaya dimana kedua pengantin dijodohkon oleh kedua orang tua, oleh sebeb itu penulis coba menuliskan beberapa sislsilah marga di tanah karo pada umumnya walaupun hanya sekedar Copas, semoga dapat menambah wawasan dan memberi nilai tambah bagi kita semua,,

Berdasarkan Keputusan Kongres Kebudayaan Karo. 3 Desember 1995 di Sibayak International Hotel Berastagi, pemakaian merga didasarkan pada Merga Silima, yaitu ; 

  1. Ginting
  2. Karo-Karo
  3. Peranginangin
  4. Sembiring
  5. Tarigan
Sementara Sub Merga, dipakai di belakang Merga, sehingga tidak terjadi kerancuan mengenai pemakaian Merga dan Sub Merga tersebut.
Adapun Merga dan Sub Merga serta sejarah, legenda, dan ceritanya adalah sebagai berikut
  1. Merga Ginting Merga Ginting terdiri atas beberapa Sub Merga seperti :
    • Ginting Pase Ginting Pase menurut legenda sama dengan Ginting Munthe. Merga Pase juga ada di Pak-Pak, Toba dan Simalungun. Ginting Pase dulunya mempunyai kerajaan di Pase dekat Sari Nembah sekarang. Cerita Lisan Karo mengatakan bahwa anak perempuan (puteri) Raja Pase dijual oleh bengkila (pamannya) ke Aceh dan itulah cerita cikal bakal kerajaan Samudera Pasai di Aceh. Untuk lebih jelasnya dapat di telaah cerita tentang Beru Ginting Pase. (gantang : Bisa dibaca di sini)
    • Ginting Munthe Menurut cerita lisan Karo, Merga Ginting Munthe berasal dari Tongging, kemudian ke Becih dan Kuta Sanggar serta kemudian ke Aji Nembah dan terakhir ke Munthe. Sebagian dari merga Ginting Munthe telah pergi ke Toba (Nuemann 1972 : 10), kemudian sebagian dari merga Munthe dari Toba ini kembali lagi ke Karo. Ginting Muthe di Kuala pecah menjadi Ginting Tampune.
    • Ginting Manik Ginting Manik menurut cerita masih saudara dengan Ginting Munthe. Merga ini berasal dari Tongging terus ke Aji Nembah, ke Munthe dan Kuta Bangun. Merga Manik juga terdapat di Pak-pak dan Toba.
    • Ginting Sinusinga
    • Ginting Seragih Menurut J.H. Neumann (Nuemann 1972 : 10), Ginting Seragih termasuk salah satu merga Ginting yang tua dan menyebar ke Simalungun menjadi Saragih, di Toba menjadi Seragi.
    • Ginting Sini Suka Menurut cerita lisan Karo berasal dari Kalasan (Pak-Pak), kemudian berpindah ke Samosir, terus ke Tinjo dan kemudian ke Guru Benua, disana dikisahkan lahir Siwah Sada Ginting (gantang : bacanya Sembilan Satu Ginting), yakni :
      • Ginting Babo
      • Ginting Sugihen
      • Ginting Guru Patih
      • Ginting Suka (ini juga ada di Gayo/Alas)
      • Ginting Beras
      • Ginting Bukit (juga ada di Gayo/Alas)
      • Ginting Garamat (di Toba menjadi Simarmata)
      • Ginting Ajar Tambun
      • Ginting Jadi Bata
      Kesembilan orang merga Ginting ini mempunyai seorang saudara perempuan bernamaBembem br Ginting, yang menurut legenda tenggelam ke dalam tanah ketika sedang menari di Tiga Bembem atau sekarang Tiga Sukarame, kecamatan Munte.
    • Ginting Jawak Menurut cerita Ginting Jawak berasal dari Simalungun. Merga ini hanya sedikit saja di daerah Karo.
    • Ginting Tumangger Marga ini juga ada di Pak Pak, yakni Tumanggor.
    • Ginting Capah Capah berarti tempat makan besar terbuat dari kayu, atau piring tradisional Karo.
  2. Merga Karo-Karo Merga Karo-Karo terbagi atas beberapa Sub Merga, yaitu :
    • Karo-Karo Purba Merga Karo-Karo Purba menurut cerita berasal dari Simalungun. Dia disebutkan beristri dua orang, seorang puteri umang dan seorang ular.
      Dari isteri umang lahirlah merga-merga :
      • Purba Merga ini mendiami kampung Kabanjahe, Berastagi dan Kandibata.
      • Ketaren Dahulu merga Karo-Karo Purba memakai nama merga Karo-Karo Ketaren. Ini terbukti karena Penghulu rumah Galoh di Kabanjahe, dahulu juga memakai merga Ketaren. Menurut budayawan Karo, M.Purba, dahulu yang memakai merga Purba adalah Pa Mbelgah. Nenek moyang merga Ketaren bernama Togan Raya danBatu Maler (referensi K.E. Ketaren).
      • Sinukaban Merga Sinukaban ini sekarang mendiami kampung Kaban..
      Sementara dari isteri ular lahirlah anak-anak yakni merga-merga :
      • Karo-Karo Sekali Karo-Karo sekali mendirikan kampung Seberaya dan Lau Gendek, serta Taneh Jawa.
      • Sinuraya/Sinuhaji Merga ini mendirikan kampung Seberaya dan Aji Siempat, yakni Aji Jahe, Aji Mbelang dan Ujung Aji.
      • Jong/Kemit Merga ini mendirikan kampung Mulawari.
      • Samura
      • Karo-Karo Bukit
      Kelima Sub Merga ini menurut cerita tidak boleh membunuh ular. Ular dimaksud dalam legenda Karo tersebut, mungkin sekali menggambarkan keadaan lumpuh dari seseorang sehingga tidak bisa berdiri normal.
    • Karo-Karo Sinulingga Merga ini berasal dari Lingga Raja di Pak-Pak, disana mereka telah menemui Merga Ginting Munthe. Sebagian dari Merga Karo-Karo Lingga telah berpindah ke Kabupaten Karo sekarang dan mendirikan kampung Lingga.
      Merga ini kemudian pecah menjadi sub-sub merga, seperti :
      • Kaban Merga ini mendirikan kampung Pernantin dan Bintang Meriah,
      • Kacaribu Merga ini medirikan kampung Kacaribu.
      • Surbakti Merga Surbakti membagi diri menjadi Surbakti dan Gajah. Merga ini juga kemudian sebagian menjadi Merga Torong.
      Menilik asal katanya kemungkinan Merga Karo-karo Sinulingga berasal dari kerajaan Kalingga di India. Di Kuta Buloh, sebagian dari merga Sinulingga ini disebut sebagai Karo-Karo Ulun Jandi. Merga Lingga juga terdapat di Gayo/Alas dan Pak Pak.
    • Karo-Karo Kaban Merga ini menurut cerita, bersaudara dengan merga Sinulingga, berasal dari Lingga Raja di Pak-Pak dan menetap di Bintang Meriah dan Pernantin.
    • Karo-Karo Sitepu Merga ini menurut legenda berasal dari Sihotang (Toba) kemudian berpindah ke si Ogung-Ogung, terus ke Beras Tepu, Naman, Beganding, dan Sukanalu. Merga Sitepu di Naman sebagian disebut juga dengan nama Sitepu Pande Besi, sedangkan Sitepu dari Toraja (Ndeskati) disebut Sitepu Badiken. Sitepu dari Suka Nalu menyebar ke Nambiki dan sekitar Sei Bingai. Demikian juga Sitepu Badiken menyebar ke daerah Langkat, seperti Kuta Tepu.
    • Karo-Karo Barus Merga Karo-Karo barus menurut cerita berasal dari Baros (Tapanuli Tengah). Nenek moyangnya Sibelang Pinggel (atau Simbelang Cuping) atau si telinga lebar. Nenek moyang merga Karo-Karo Barus mengungsi ke Karo karena diusir kawan sekampung akibat kawin sumbang (incest). Di Karo ia tinggal di Aji Nembah dan diangkat saudara oleh merga Purba karena mengawini impal merga Purba yang disebut Piring-piringen Kalak Purba. Itulah sebabnya mereka sering pula disebut Suka Piring.
      (Petra : Wuih, sejarah nenek moyang gw jelek juga, ya….)
    • Karo-Karo Manik Di Buluh Duri Dairi (Karo Baluren), terdapat Karo Manik.
  3. Merga Peranginangin Merga Peranginangin terbagi atas beberapa sub merga, yakni :
    • Peranginangin Sukatendel Menurut cerita lisan, merga ini tadinya telah menguasai daerah Binje dan Pematang Siantar. Kemudian bergerak ke arah pegunungan dan sampai di Sukatendel. Di daerah Kuta Buloh, merga ini terbagi menjadi :
      • Peranginangin Kuta Buloh Mendiami kampung Kuta Buloh, Buah Raja, Kuta Talah (sudah mati), dan Kuta Buloh Gugong serta sebagian ke Tanjung Pura (Langkat) dan menjadi Melayu.
      • Peranginangin Jombor Beringen Merga ini mendirikan, kampung-kampung, Lau Buloh, Mburidi, Belingking,. Sebagian menyebar ke Langkat mendirikan kampung Kaperas, Bahorok, dan lain-lain.
      • Peranginangin Jenabun Merga ini juga mendirikan kampong Jenabun,. Ada cerita yang mengatakan mereka berasal dari keturunan nahkoda (pelaut) yang dalam bahasa Karo disebut Anak Koda Pelayar. Di kampung ini sampai sekarang masih ada hutan (kerangen) bernama Koda Pelayar, tempat pertama nahkoda tersebut tinggal.
    • Peranginangin Kacinambun Menurut cerita, Peranginangin Kacinambun datang dari Sikodon-kodon ke Kacinambun.
    • Peranginangin Bangun Alkisah Peranginangin Bangun berasal dari Pematang Siantar, datang ke Bangun Mulia. Disana mereka telah menemui Peranginangin Mano. Di Bangun Mulia terjadi suatu peristiwa yang dihubungkan dengan Guru Pak-pak Pertandang Pitu Sedalanen. Di mana dikatakan Guru Pak-pak menyihir (sakat) kampung Bangun Mulia sehingga rumah-rumah saling berantuk (ersepah), kutu anjing (kutu biang) mejadi sebesar anak babi. Mungkin pada waktu itu terjadi gempa bumi di kampung itu. Akibatnya penduduk Bangun Mulia pindah. Dari Bangun Mulia mereka pindah ke Tanah Lima Senina, yaitu Batu Karang, Jandi Meriah, Selandi, Tapak, Kuda dan Penampen. Bangun Penampen ini kemudian mendirikan kampung di Tanjung. Di Batu Karang, merga ini telah menemukan merga Menjerang dan sampai sekarang silaan di Batu Karang bernama Sigenderang.
      Merga ini juga pecah menjadi :
      • Keliat Menurut budayawan Karo, Paulus Keliat, merga Keliat merupakan pecahan dari rumah Mbelin di Batu Karang. Merga ini pernah memangku kerajaan di Barus Jahe, sehingga sering juga disebut Keliat Sibayak Barus Jahe.
      • Beliter Di dekat Nambiki (Langkat), ada satu kampung bernama Beliter dan penduduknya menamakan diri Peranginangin Beliter. Menurut cerita, mereka berasal dari merga Bangun. Di daerah Kuta Buluh dahulu juga ada kampung bernama Beliter tetapi tidak ditemukan hubungan anatara kedua nama kampung tersebut. Penduduk kampung itu di sana juga disebut Peranginangin Beliter.
    • Peranginangin Mano Peranginangin Mano tadinya berdiam di Bangun Mulia. Namun, Peranginangin Mano sekarang berdiam di Gunung, anak laki-laki mereka dipanggil Ngundong.
    • Peranginangin Pinem Nenek moyang Peranginangin Pinem bernama Enggang yang bersaudara dengan Lambing, nenek moyang merga Sebayang dan Utihnenek moyang merga Selian di Pakpak.
    • Sebayang Nenek Moyang merga ini bernama Lambing, yang datang dari Tuha di Pak-pak, ke Perbesi dan kemudian mendirikan kampung Kuala, Kuta Gerat, Pertumbuken, Tiga Binanga, Gunung, Besadi (Langkat), dan lain-lain. Merga Sembayang (Sebayang) juga terdapat di Gayo/Alas.
    • Peranginangin Laksa Menurut cerita datang dari Tanah Pinem dan kemudian menetap di Juhar.
    • Peranginangin Penggarun Penggarun berarti mengaduk, biasanya untuk mengaduk nila (suka/telep) guna membuat kain tradisional suku Karo.
    • Peranginangin Uwir
    • Peranginangin Sinurat Menurut cerita yang dikemukakan oleh budayawan Karo bermarga Sinurat seperti Karang dan Dautta, merga ini berasal dari Peranginangin Kuta Buloh. Ibunya beru Sinulingga, dari Lingga bercerai dengan ayahnya lalu kawin dengan merga Pincawan. Sinurat dibawa ke Perbesi menjadi juru tulis merga Pincawan (Sinurat). Kemudian merga Pincawan khawatir merga Sinurat akan menjadi Raja di Perbesi, lalu mengusirnya. Pergi dari Perbesi, ia mendirikan kampung dekat Limang dan diberi nama sesuai perladangan mereka di Kuta Buloh, yakni Kerenda.
    • Peranginangin Pincawan Nama Pincawan berasal dari Tawan, ini berkaitan dengan adanya perang urung dan kebiasaan menawan orang pada waktu itu. Mereka pada waktu itu sering melakukan penawanan-penawanan dan akhirnya disebut Pincawan.
    • Peranginangin Singarimbun Peranginangin Singarimbun menurut cerita budayawati Karo, Seh Ate br Brahmana, berasal dari Simaribun di Simalungun. Ia pindah dari sana berhubung berkelahi dengan saudaranya. Singarimbun kalah adu ilmu dengan saudaranya tersebut lalu sampailah ia di Tanjung Rimbun (Tanjong Pulo) sekarang. Disana ia menjadi gembala dan kemudian menyebar ke Temburun, Mardingding, dan Tiga Nderket.
    • Peranginangin Limbeng Peranginangin Limbeng ditemukan di sekitar Pancur Batu. Merga ini pertama kali masuk literatur dalam buku Darwan Prinst, SH dan Darwin Prinst, SH berjudul Sejarah dan Kebudayaan Karo.
    • Peranginangin Prasi Merga ini ditemukan oleh Darwan Prinst, SH dan Darwin Prinst, SH di desa Selawang-Sibolangit. Menurut budayawan Karo Paulus Keliat, merga ini berasal dari Aceh, dan disahkan menjadi Peranginangin ketika orang tuanya menjadi Pergajahen di Sibiru-biru.

      bersambung...... 


Asal Usul Danau Lau Kawar

Cerita Asal Mula Danau Lau Kawar

Cerita Asal Mula Danau Lau Kawar



Alkisah, berbagai sumber menyebutkan bahwa sebelum menjadi sebuah danau, Lau Kawar merupakan kawasan pertanian (juma atau ladang) yang sangat subur. Ladang tersebut merupakan bagian dari wilayah Desa Kuta Gugung. Tinggallah di ladang tersebut satu keluarga petani.
Saat pertanian menjelang panen, lahan pertanian umumnya dijaga oleh salah seorang anggota keluarga mereka. Pada suatu siang, sang nenek yang mendapat giliran untuk menjaga ladang. Kawar, sang cucu selalu menjadi pengantar makanan untuk anggota keluarga di ladang. Pada hari itu, Kawar juga mengantarkan makanan ke ladang untuk neneknya. Namun di perjalanan, Kawar merasa kelaparan dan memakan bekal untuk neneknya. Seluruh lauk pauk dan ayam yang menjadi bekal untuk si nenek di habiskan oleh Kawar hingga tersisa tulang-tulangnya saja.
Sang Nenek yang sudah kelaparan sangat kecewa hanya menemukan tulang belulang tanpa ada lauk pauk apapun karena sudah dihabiskan Kawar. Si Nenek menangis karena merasa sedih dan tidak berguna. Tanpa fikir panjang, Nenek meminta kepada Tuhan untuk mencabut nyawanya. Sesaat kemudian, petir menggelegar dan turun hujan lebat. Hujan lebat segera menjadi air bah. Segera saja dataran tersebut menjadi banjir dan lambat laun tenggelam menjadi danau. Danau inilah yang kemudian menjadi Danau “Lau Kawar”.
Legenda ini dipercaya oleh masyarakat sekitar Lau Kawar dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang mana menanamkan agar senantiasa mensakralkan danau tersebut, dengan cara menajaga danau dan pepohonan disekitarnya agar tidak sembarangan ditebang. Masyarakat juga tidak berani merambah hutan di sekitar Danau Lau Kawar sembarangan. Begitupun dengan nelayan, yang tidak berani mengambil ikan dengan semaunya, apalagi menggunakan bahan peledak. Hal ini menyebabkan selama berpuluh tahun, ekologi disekitar Danau Lau Kawar tetap terpelihara baik. Kepatuhan untuk tidak mengecewakan nenek moyang mereka yang telah terkubur didalam danau tersebut, membuat masyarakat sangat menjaga Danau Lau Kawar. Namun kini, legenda tersebut mulai luntur bersama waktu. Banyaknya penduduk pendatang yang tinggal di desa-desa sekitar Danau Lau Kawar mulai merambah hutan yang disakralkan oleh masyarakat setempat.

sumber : wikimedia