Minggu, 05 Januari 2014

Asal Usul Danau Lau Kawar

Cerita Asal Mula Danau Lau Kawar

Cerita Asal Mula Danau Lau Kawar



Alkisah, berbagai sumber menyebutkan bahwa sebelum menjadi sebuah danau, Lau Kawar merupakan kawasan pertanian (juma atau ladang) yang sangat subur. Ladang tersebut merupakan bagian dari wilayah Desa Kuta Gugung. Tinggallah di ladang tersebut satu keluarga petani.
Saat pertanian menjelang panen, lahan pertanian umumnya dijaga oleh salah seorang anggota keluarga mereka. Pada suatu siang, sang nenek yang mendapat giliran untuk menjaga ladang. Kawar, sang cucu selalu menjadi pengantar makanan untuk anggota keluarga di ladang. Pada hari itu, Kawar juga mengantarkan makanan ke ladang untuk neneknya. Namun di perjalanan, Kawar merasa kelaparan dan memakan bekal untuk neneknya. Seluruh lauk pauk dan ayam yang menjadi bekal untuk si nenek di habiskan oleh Kawar hingga tersisa tulang-tulangnya saja.
Sang Nenek yang sudah kelaparan sangat kecewa hanya menemukan tulang belulang tanpa ada lauk pauk apapun karena sudah dihabiskan Kawar. Si Nenek menangis karena merasa sedih dan tidak berguna. Tanpa fikir panjang, Nenek meminta kepada Tuhan untuk mencabut nyawanya. Sesaat kemudian, petir menggelegar dan turun hujan lebat. Hujan lebat segera menjadi air bah. Segera saja dataran tersebut menjadi banjir dan lambat laun tenggelam menjadi danau. Danau inilah yang kemudian menjadi Danau “Lau Kawar”.
Legenda ini dipercaya oleh masyarakat sekitar Lau Kawar dari satu generasi ke generasi berikutnya, yang mana menanamkan agar senantiasa mensakralkan danau tersebut, dengan cara menajaga danau dan pepohonan disekitarnya agar tidak sembarangan ditebang. Masyarakat juga tidak berani merambah hutan di sekitar Danau Lau Kawar sembarangan. Begitupun dengan nelayan, yang tidak berani mengambil ikan dengan semaunya, apalagi menggunakan bahan peledak. Hal ini menyebabkan selama berpuluh tahun, ekologi disekitar Danau Lau Kawar tetap terpelihara baik. Kepatuhan untuk tidak mengecewakan nenek moyang mereka yang telah terkubur didalam danau tersebut, membuat masyarakat sangat menjaga Danau Lau Kawar. Namun kini, legenda tersebut mulai luntur bersama waktu. Banyaknya penduduk pendatang yang tinggal di desa-desa sekitar Danau Lau Kawar mulai merambah hutan yang disakralkan oleh masyarakat setempat.

sumber : wikimedia

Tidak ada komentar:

Posting Komentar