Asal Mula Pohon Aren
Pohon Aren dengan buahnya Kolang-kaling |
Sepasang suami-istri hidup bahagia di sebuah desa. Mereka memiliki dua anak, seorang putra dan seorang putri. Yang lelaki bernama Tare Iluh dan yang puteri Beru Sibou. Kebahagiaan tersebut berakhir saat ayah mereka meninggal dunia.
Sejak itu sang ibu bekerja keras untuk membiayai hidup mereka. Begitu kerasnya dia bekerja sampai membuatnya menderita penyakit yang mengerikan. Tak lama ibu itupun juga meninggal. Kemudian, Tare Iluh dan Beru Sibou tinggal di rumah paman mereka.
Hari berlalu dan anak-anak telah tumbuh menjadi dewasa. Tare Iluh memutuskan untuk mencari pekerjaan di desa lain. Dia kemudian meninggalkan kakak dan pamannya.
Tare Iluh ingin mendapat uang dalam waktu singkat. Dia berpikir perjudian adalah jawabannya. Dia pergunakan uang bekal yang diberikan sang paman sebagai modal judi. Pada awalnya ia memenangkan sejumlah uang. Tare Iluh begitu bahagia dan menggunakan semua uang tersebut kembali untuk bertaruh. Sayangnya dia kalah.Sampai akhirnya semua uangnya lenyap karena terus kalah. Tare Iluh jadi marah.
Setelah itu ia meminjam uang dari penduduk desa, dia kalah lagi dan ia meminjam uang lagi. Dia terus meminjam uang sampai hutangnya menumpuk.
Ketika penduduk desa menagih hutang tersebut, Tare Iluh tidak bisa membayarnya karena tidak punya uang. Akhirnya penduduk desa marah dan menjebloskan dia ke penjara!
Sementara itu Beru Sibou terus menunggu saudaranya. Dia khawatir karena adiknya tidak pernah memberi kabar. Akhirnya ia mendengar bahwa adiknya berada di penjara. Dia bergegas pergi untuk menemuinya.
Beru Sibou tidak tahu jalan ke desa dan tersesat di hutan. Tak lama dia bertemu seorang tua dan bertanya tentang adiknya itu. Orang tua itu tahu bahwa ada seorang laki-laki di penjara karena berjudi. Dia kemudian menyarankan Beru Sibou memanjat pohon tinggi dan menyanyikan lagu tentang saudaranya agar bisa didengar oleh Tare Iluh.
Beru Sibou kemudian memanjat sebatang pohon tinggi. Dia menyanyikan lagu dan meneriakan nama adiknya.
"Adikku Tare Iluh dimana kamu? Wahai para penduduk desa, tolong bebaskan adikku. "
Namun tak seorang pun mendengarkan lagu itu yang membuat Beru Sibou jadi frustrasi. Dia kemudian berdoa kepada Tuhan.
"Tuhan, aku bersedia membayar semua utang adikku. Aku akan membayar dengan air mataku, rambutku, dan semua bagian tubuhku agar dapat digunakan oleh orang desa. Tapi tolong bebaskan adikku "
Tepat setelah selesai berdoa, datang lah badai besar. Perlahan-lahan tubuh Beru Sibou berubah jadi pohon. Bukan pohon biasa karena semua bagian dari pohon tersebut berguna. Air matanya berubah menjadi air manis. Rambutnya berubah jadi ijuk dan daun sangat kuat. Orang-orang bisa menggunakannya sebagai atap rumah. Buah dari pohon tersebut disebut kolang kaling dengan rasa yang lezat.
Lalu orang-orang menamai pohon tersebut sebagai pohon enau. Sementara di desa-desa lain mereka menyebutnya sebagai pohon aren.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar